Sunday 18 August 2013

Seakan-akan (Ramadhan)

18.08.2013
15:36 wib

bedroom





Hampir sepuluh hari setelah dia pergi. Ramadhan pamit terlalu cepat. Walaupun sebenarnya tidak, hanya aku yang kehilangan. Aku yang tak menyambutnya hangat, hanya senyum di luar, terlalu lelah di dalam. Lalu pura-pura senang. Padahal tak peduli luar dalam.

Ikut beramai bilang Selamat Datang Ramadhan, Marhaban ya Seribu bulan. Tapi tetap saja tak sanggup menyambut dengan senang. Setengah hati.

Tarawih tak pernah semangat pergi ke masjid. Jarang shalat berjamaah shubuh di masjid. Lalu baca qur'an? Setengah-setengah kejar target. Bukan tafsirnya. Bukan pengertian dari tiap-tiap ayat yang terbaca. Hanya lewat. Sudah? Lalu selesai.

Belakangan aku ragu, takut hanya dapat deritanya saja. Hanya haus dan laparnya. Harusnya rebutan pahala berlimpah yang disebar tak tau arah kemanaaa sajaa. Pahalanya ada di mana saja loh! Tapi kok ya akunya yang tak peduli. Ramadhan akhirnya pergi. Meninggalkan aku yang terdiam sepi. Baru takut kehilangan.

Ini mungkin yang dibilang orang Shalat terus Maksiat jalan?
Jadi aku salah jalan?

Pura-pura menyambut dengan senyum, oh Ramadhan datang. Seribu bulan tiba. Bersorak takbir di muka. Padahal mungkin dalam hati malas dan merasa berat dengan hadirnya. Dengan datangnya kewajiban menahan semua-muanya. Semuanya yang salah dan tak benar. Belajar menahan nafsu yang sulit sekali dikekang. Selalu merajuk keluar.

Seakan sedih dengan kepergiannya, atau jangan-jangan sebenarnya senang? Hanya takut mengakui. Kalau-kalau hati ini masih kotor. Masih penuh dosa yang mulai berkarat.

Allah, maukan ampuni aku?
Malu sebenarnya terus begini. Tiap tahun. Tiap bulan. Tiap hari. Tiap waktu terus berbuat salah dan tak baik. Lalu dengan mudahnya minta ampun padaMu. Begitu seterusnya, dan seterusnya.

Aku malu.
Atau tak tahu malu?

...





Tuesday 23 July 2013

Bagi-bagi Hadiah nih

24.07.2013
11:10


Hello again!
Dalam rangka Launching buku Boneka dan aksesori rajut anak, Kak Wina Adam lagi bagi-bagi hadiah nih guys. Ikutan yuk! :)







love,


Sunday 14 July 2013

Bingung

14.07.2013
21:52 wib
text.


Saya tidak tahu apa yang seharusnya saya post di sini, hari ini, atau saat ini.
Sejujurnya saya bingung harus menulis apa. Cerita, puisi, lirik lagu, atau apapun itu.
Belakangan ini seperti lari dari kenyataan. Saya mencoba sekuat tenaga untuk lari. Kemudian berhenti sejenak, lalu lari lagi.
Habisnya setelah dipikir, dunia memang seringkali kejam, dari satu sisi. Dan di sisi lain, saya pikir mungkin saya takut melihatnya.
Melihat ke arah lain dari dunia yang selama ini ada di hadapan saya. Takut menyadari kenyataan. Dan ya, saya lari.

Belakangan ini mama dan papa seringkali tidak sejalan. Apa itu namanya? Bertengkar? Yah semacam itulah.
Lalu? Entahlah, saya hanya bingung harus bagaimana dan seperti apa.
Di depan mama yang suatu kali menceritakan isi hati dan keluh kesahnya.
Di depan papa yang bersikap seolah tidak banyak hal yang terjadi, tidak ada apa-apa.
Di depan adik-adik.
Di depan cermin.

Belakangan saya tahu darimana sifat 'ngambekan' saya ini berasal.
Saya juga sadar, darimana kemampuan sulit move on saya tertanam.

Saya hanya bingung.
Mungkin juga takut salah jalan.

Sedikit lagi semester 5 datang.
Awalnya saya kira tempat ini menyenangkan. Tempat yang akan saya jalani setidaknya selama 4 tahun, yah kurang lebih. Tapi ternyata di tengah jalan saya mulai bosan. For what?
Hampir semuanya. Semua yang saya lihat dan temui di sini. Di tempat saya belajar.
Ah, untung kemampuan melarikan diri saya cukup terlatih. Sedikit saja, saya sudah bisa menyembunyikannya. Meski sedikit.

Saya lebih suka bermain-main. Dibanding belajar dan banyak hal yang seharusnya saya lakukan dan tekuni di tempat itu. Seharusnya.
Lihat saja, saat berkunjung ke perpus misalnya. Anda tanya di mana rak buku genetika dan kimia organik? Mungkin saya hanya bisa menggeleng, atau mungkin berkeliling dulu sejenak.
Tapi kalau ditanya rak buku sastra, cerita, dan novel? Ah, anda pasti tahu. Saya memang suka sekali di sana.
Duduk sendiri. Membaca berjam-jam tanpa ingat waktu. Hingga tertidur. Nyaman. Saya selalu suka berada di perpustakaan.

Awalnya saya punya beberapa orang teman. Lalu kemudian saya memilih. Setiap orang pasti memilih siapa yang akan berteman dekat dengannya. Wajar bukan?
Tapi saya tak bisa.
Dua tahun, dan saya belum menemukannya.
Mungkin ini juga karena ada Hilda, sahabat saya sejak kecil itu ada di satu universitas, meski beda fakultas.
Mungkin itu sebabnya saya merasa seperti 'kurang gaul' di tempat itu. Merasa sepertinya tidak terlalu penting mengetahui banyak hal di sana. Toh, pada dasarnya tidak ada hubungannya langsung dengan saya.

Pikiran yang sempit, semena-mena, dan penuh dengan tuntutan akan kebebasan.

Ya, itu saya.

Sekarang seperti dibalik. Dulu saya memilih, lalu sekarang saya balik dipilih. Atau tidak.
Yah, mungkin tidak. Tapi, siapa peduli. Tidak, saya memang peduli. Meski tidak banyak.
Pada akhirnya seharusnya saya punya setidaknya satu atau dua teman dekat sekali yang bisa diajak bersama kemanapun. Bercerita apapun. Semuanya. Tapi tidak. Saya tidak punya yang seperti itu. Di sana.

Kadang saya hanya berpikir. Tidak seharusnya menceritakan banyak hal. Seluruhnya, pada semua teman-teman saya. Sedikit saja, jangan terlalu banyak.

Setelah saya pikir lebih dalam, ternyata memang lebih baik seperti itu. Coba bayangkan. Perempuan itu pada dasarnya suka bergosip. Saya- dari dulu sebenarnya tidak terlalu suka membahasa banyak hal yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya langsung untuk saya, ataupun orang orang terdekat. Jadi ya, beruntung seringkali dihindarkan dengan hal-hal semacam itu. Yang tidak baik. Tentu saja.

Ketika suatu waktu saya mendengar beberapa orang membicarakan seseorang yang lain. Awalnya manis, lalu tawar, dan kemudian mulai pahit. Hanya diam, saya bingung jika harus mendebat. Lalu? Bayangkan saja jika teman terdekatpun bisa jadi mangsa yang rupawan. Bagaimana saya yang pada dasarnya tak suka cari masalah. Bukannya takut. Saya hanya sulit percaya.
Membicarakan teman sendiri? Ah, Rabbi..

Padahal di luar semua terlihat baik-baik saja,

Padahal..

Dunia ini kejam ya? Bahkan bagi seorang gadis kecilpun.

..

Saya kekanakan? Iya, benar. Say egois? Tepat.
Saya hanya cenderung tidak ingin dipersulit.
Semua orang punya hidup dan urusannya masing-masing. Jika ada suatu hal yang bisa anda kerjakan sendiri tanpa bantuan berarti dari orang lain, kenapa tidak dikerjakan sendiri?

Saya sedih melihat suatu ketika seorang teman meminta tolong saya untuk melakukan sesuatu.
Menggunting kertas.
Kenapa tidak kamu gunting sendiri?- tanya saya
Tidak bisa.- jawabnya.
Wajar?
Ketika kedua tanganmu utuh. Jari-jarimu kokoh. Dan tulang-sendimu masih tegak.

Tidak bisa?
...

Maaf. Saya memang egois.










Wednesday 3 July 2013

F.a.t

Wednesday, 03.07.2013
18:29 wib






"Am i fat?"
tanya seorang gadis 19 tahun dengan berat 51 kg dan tinggi 154 cm .




Monday 27 May 2013

Kisah Dosen dan Mata Kuliah Bioevolusi

Tuesday, May 28, 2013
11:28 wib



Well, dear, akhirnya saya kembali lagi berhasrat untuk menulis si ungu yang unyu ini. Berapa lama ya? Hampir 6 bulan dari postingan terakhir saya di sini. Wow, long time enough i was made myself hiatus from my blog for a while.

Do you miss me? Yeah i know, haha.

Kenapa ya? Malas? Ga ada ide? Yeah, sibuk juga mungkin ya, terlalu banyak yang harus dilakukan semester ini and of course, i have no idea untuk mengisi blog tercinta ini *nyapu keliling blog*.

Bulan ini mulai masuk minggu UAS, itu artinya three weeks more to holiday! Yay!
Tapi sayangnya, 3 hari yang lalu, salah satu dosen mata kuliah yang ‘mengerikan’, momok untuk kebanyakan mahasiswa seangkatan saya, Biologi Evolusi, memberikan pengumuman yang cukup membuat SHOCK. Ujian lisan.

You know fellas? Semester ini kali kedua saya berhadapan dengan mata kuliah dan dosen tersebut. Tau kan apa artinya? Tidak? Okay, saya perjelas lagi. Itu artinya semester lalu saya tidak lulus mata kuliah keramat tersebut dan harus mengulangnya semester ini. MENGULANG. OMG, saya tidak mau lagi berhadapan dengan dosen itu. Tidak mauuuuuu *nangis guling-guling*

source: 9-Gag

Semester lalu, saya melihat huruf D merah kapital di samping papan nama mata kuliah yang bersangkutan. Tadinya sih mau langsung nangis dan menulis surat pengunduran diri, tapi ternyata saya tidak sendiri. Ada hampir 5 lusin teman seangkatan saya yang bernasib sama. Saya langsung nyengir, oh well, manusia selalu merasa lega bila punya teman. Meski di jalan yang salah.

Kalau ditanya kenapa bisa terjadi, jawabannya simple. Soalnya ujiannya susah, sang dosen terhormat jarang masuk kelas, dan pemberian nilainya sangat *ehem* sedikit tidak manusiawi. Ada dua penilaian, UTS dan UAS. Masing-masing bernilai 50%. Dan kami tidak pernah tahu nilai ujian kami hingga nilai keramat itu terpampang di website SIAK NG. Dosen memang begitu ya, hidup memang kejam..

Yang saya sayangkan adalah pengumuman dari dosen tersebut terkait penilaian untuk semester ini. Sebelumnya beliau bilang kalau tidak akan diadakan UTS maupun UAS. Sebagai gantinya, kami akan diberi 5 tugas yang akan masuk sebagai penilaian kelulusan. Senang? Absolutely. 
Saya-kami pikir sang ibu telah mendapat hidayah dari Yang Maha Kuasa, pintu hatinya telah dibukakan dengan cahaya kebaikan demi mahasiswanya yang tertatih-tatih mencari kelulusan. Tapi tidak, saya SALAH. Kami semua SALAH. 3 hari yang lalu beliau bilang sambil tersenyum meringis dan memegang perut karena sedang terserang diare “minggu depan ujian lisan ya, untuk pembuktian, soalnya nilai tugas kalian bagus-bagus sih”. Yah kurang lebih seperti itu kata-katanya..

DAMN.

Saya marah, shock, sedih, takut, semuanya. Sejak beliau bilang di awal semester bahwa tidak akan ada ujian, saya tidak pernah mencatat. Sekedar hadir dan menulis seadanya. Tugas dikerjakan sebaik mungkin. Kami semua begitu, kami senang, semua senang. Tapi kata-kata beliau kemarin, menghancurkan semuanya. Saya merasa dicampakkan. Dikhianati. Dan dilempar senyum jahat.

Ya Rabbi, bantu hambamu... *ngetik sambil bercucuran air mata dendam dan pengkhianatan* 




Wednesday 30 January 2013

Ibu Penjual Kerupuk

Wednesday, 30.01.2013
21:40 
Night.




Hai fellas!

Setelah memasuki dunia perkuliahan rasanya sudah biasa dengan konsekuensi mendapat jatah pulang setengah tahun sekali. Praktis, kadang ada beberapa hal yang terlewatkan ketika tiba waktunya suatu saat kembali ke rumah. Entah susunan meja yang berubah, pohon yang ditebang, kucing peliharaan yang bertambah secara ajaib, bahkan kamarku yang tiba tiba telah tersulap menjadi gudang. Pun berita yang satu ini. Cukup membuatku sedikit shock. Terkejut. Ada berita duka datang 2 bulan yang lalu.

-O-

Setiap minggu, secara rutin ibu penjual kerupuk selalu datang mampir ke rumah kami dengan suaranya yang khas: “Kerupuknyaa?? “


Begitu, selalu dan selalu. Hampir tiap kali sang ibu datang, kami membeli dagangannya. Dua bungkus atau satu. Kerupuk coklat atau putih. Bulat atau yang kotak. Kerupuk jualannya memang enak. Terlebih dikaitkan dengan ‘hobi’ ngemil sekeluarga, kecuali aku tapi yaaa hahahaaa!

Tiap awal semester baru waktunya masuk sekolah, kadang mama membagikan buku untuk anak-anak di lingkungan sekitar. Anak sang ibu penjual kerupuklah salah satunya. Aku selalu melihatnya saat waktu pembagian buku. Datang dengan muka berseri, pengorbanan ibu paruh baya itu untuk anak-anaknya.

Setiap hari. Setiap hari. Aku tahu sang ibu penjual kerupuk itu keliling berjalan kaki menjajakan dagangannya hampir setiap hari. Di tempat yang berbeda. Mendatangi tiap rumah langganannya. Berjalan kaki.

Paruh baya. Ibu penjual kerupuk itu pernah berceloteh kecil suatu saat bertamu ke rumah kami, bertemu mama. Ada oleh-oleh kecil darinya berisi buah tangan seusai ibadah haji. Ternyata suaminya baru saja pulang dari tanah suci. Rezeki dari-Nya tak akan pernah salah alamat.  

Begitu, selalu dan seterusnya.

-O-

Liburan, Januari 2013

Aku: “Kerupuknya abis ya Pon?”

Ifa: “Mba, udah tau kalo ibu yang biasa jualan kerupuk itu meninggal?”  

Aku: “Innalillahiwainnailaihi raji’un.. Kapan? Kok aku ga tau? Kenapa?”

Ifa: “Udah lama katanya, sekitaran 2 bulan yang lalu, sakit komplikasi gitu..”

. . . .
. . .

Dulu pernah terlintas pikiran kecil. Kalau seseorang meninggal, dunia akan tetap berputar ya? Terus berputar seperti biasanya? Matahari masih akan terbit di timur dan tenggelam di barat? Laut masih berombak? Semuanya masih berjalan, masih terus berjalan seperti biasa? Meski satu satu, beberapa individu pergi. Beberapa lagi lahir. Beberapa berjalan seperti biasa. Lalu jika tiba saatnya aku dijemput, siapkah aku?  Apa setelahnya semua masih akan berjalan seperti biasa?

Ah maaf. Sudahlah.

Semoga ibu penjual kerupuk itu ditempatkan di tempat terbaik di sisi Nya. Amin.

...

“Kerupuknyaa... “


. . . .

dari penggemar kerupuk putih, 

Sunday 20 January 2013

Malas


Monday, 21/01/2013
10:15 wib
home


Hey, Welcome 2013!

Bosan. Maaf ya akhir akhir ini memang rasanya malas sekali. Seringkali menunda. Procrastinate. Malas-malasan. Main terus. Baca komik terus terusan. Ngemil. Sama sekali tidak produktif.

Ah pantas saja nilai semester ini jeblok

Huft! Ya, semester ganjil yang baru saja lewat ternyata bukan semester yang berakhir menyenangkan. 
Terang saja, nilai hancur. Parah. Arrgh!


Jarang buka blog. Jarang blogwalking. Jarang posting. Jarang belajar. Jarang olahraga. Jarang baca buku. Jarang mandi. Eh?!

Aku ga akan lagi menyalahkan kegiatan yang menggunung. Nggak kok, toh aku sendiri yang memilih. Aku yang seenaknya ikut banyak kegiatan sekaligus. Sudah begitu masih berani ambil kursus dan les? Wew! 
Nab, kamu benar benar sok sibuk!

Beberapa teman dari kampus lain bilang dia dapat IP cumlaude terusterusan selama kuliah. OH GOD, ini saya yang dudul atau gimana ya? Tapi perasaan pelajaran pelajarannya sulit dan dosen yang IH WAW itu memang ga mudah dilewatin buat merangkul IP yang segitu, ah atau saya aja yang malasnya ga ketulungan yaa ~ -______-



Yap, sekarang sudah masuk musim libur, dan masih ada waktu beberapa minggu lagi sebelum kembali lagi ngampus. Coba tebak apa yang kukerjakan di rumah?


Tidur-tiduran. Nge-net. Baca komik. Ngemil. Nonton tv. ARRGGHHH!! Ngerti deh kenapa akhir akhir ini malah tambah bulet. Sama sekali ga semangat buat melakukan apapun.

Jadi, ada saran supaya semangat datang lagi? :/



Saturday 5 January 2013

Review film: Habibie & Ainun


Friday, 05/01/2013
21:55 wib
hungry.


Hola fellas! How’s life?

Memasuki akhir tahun, liburan menanti di depan mata. Meminta dipeluk. Diiringi beberapa film baru yang mulai release di bioskop seluruh Indonesia dan rangkaian Ujian Akhir Semester yang cukup menyiksa.

Awalnya sih mungkin karena terlalu penat dan muak dengan semester ganjil yang satu ini. Aku mungkin salah terlalu banyak mengambil kegiatan. Kepanitiaan, kursus, dan banyak lagi lainnya. Sampai akhirnya mencapai titik jenuh bosan yang amat sangat daaaaan tadaaaaaaaa! Jiwa Liburan keluar terlalu cepat. 
Haaaaah~ 

Sudah lama sebenarnya ingin sekali nonton di bioskop. Berhubung baru menyelesaikan rangkaian kepanitiaan dan banyak sekali film-film baru yang diputar. Tapi ya itu lho, alasan klasik memang: Ga ada temen. 
Eiits! Ini bukan karena status *ehem* single yang ku pilih, bukan, sama sekali bukan. Tapi masalahnya kalo nonton sendirian di bioskop ituuuuu sedih banget ga sih? -____-

Setelah mencoba mempengaruhi  beberapa orang teman untuk nemenin nonton ternyata rencana itu sama sekali ga ada kemajuan. Arrrrrggghhhhh Ga Ada Yang Mau Nemenin Gue Nonton! OH GOD WHY, apa salah dan dosakuuuuu~ *oke fine ini lebai*

Sampai pada akhirnya hari Sabtu lalu, bersama salah seorang teman yang akhirnya berhasil dipelet supaya mau nemenin nonton, kami berangkat menuju bioskop terdekat di kota Depok, yap, Detos! :)))

Sampai di sana malah kebingungan gegara film-film yang diputar sama menarik sementara The Hobbit yang jadi prioritas utama masih dalam label coming soon. Karena film 5 cm entah kenapa terlalu mainstream, maka pilihan jatuh padaaaaaa Habibie & Ainun. Romance politic.

Then, Lets check it out my review!


Diawali dengan pertemuan perdana Rudy (as Habibie) dan Ainun di bangku SMU. Ainun yang manis dan cerdas, disandingkan dengan Habibie yang juga tak kalah cemerlang. Julukan ‘Gula Merah’ yang diberikan Rudy pada Ainun jadi kunci disetiap episode panjang pemutaran film ini. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah gaya jadul yang benar benar terasa disesi awal adegan. Aah manisnya gaun bercorak kembang yang Ainun pakai saat Habibie bertandang kerumahnya 




Gejolak rumah tangga sama sekali bukan halangan. Kegigihan Habibie berjuang demi keluarga kecilnya, diselingi tingkah kocak dan romantis disetiap adegan rasanya membuat film ini terasa manis. Hingga pada bait-bait akhir film mau tak mau air mata akhirnya menetes juga. Ku pikir awalnya hanya menangis sendiri, tapi WOW hampir setiap perempuan yang memenuhi bioskop memegang tissue. Terharu. Bahkan temanku disamping sudah lebih dulu dibanjiri air mata. Menarik, baru kali ini saya menangis saat nonton di bioskop.


Tak hanya bercerita mengenai seluk beluk manis pahit hidup yang mereka berdua jalani, film ini juga bercerita bagaimana B.J. Habibie menjadi dan menjalani ‘tugas’ sebagai Presiden ke 3 RI. Menarik. Ketika mencapai kekuasaan tertinggi yang tentu saja strategis dalam berbagai arti.. pasti ‘selalu’ ada bagian yang menjebak. Kekuasaan memang melelahkan. Politik dan hal hal semacam itu. Bagaimana gejolak yang terjadi semasa akhir pemerintahan Soeharto hingga lengsernya Habibie. Hingga dengan kerendahan hati dan penuh tanggung jawab, Habibie kembali ke masa ‘bebas’ nya. Melepas jabatan sebagai seorang pemimpin tertinggi suatu negara yang sedang kacau saat itu mungkin suatu pilihan yang tepat, dalam satu sudut pandang hidupnya.

Diakhiri dengan ‘perginya’ Ainun dan kata kata cinta yang manis dari Habibie. Saya bahkan berani bertaruh sebagian kalian yang perempuan pasti sempat meneteskan air mata :3

Well, overall film ini memang recommended banget. Standing applause untuk Reza Rahadian yang mampu memerankan tokoh Habibie dengan luar biasa. Dari gaya bicara hingga cara jalan. Saya dengar dia sempat mengobrol dengan Pak Habibie selama 6 jam sambil bercerita dan berkeliling rumah beliau, wah jadi aktor cerdas ternyata tidak bisa sembarangan :)
Yah, walaupun saya tahu postingan ini pasti bisa dibilang telat ‘tayang’. Secara film ini sudah diputar sejak 20 Desember lalu, dan WAW hari ini sudah tahun baru!

Alright, selamat menonton! J