Monday 27 May 2013

Kisah Dosen dan Mata Kuliah Bioevolusi

Tuesday, May 28, 2013
11:28 wib



Well, dear, akhirnya saya kembali lagi berhasrat untuk menulis si ungu yang unyu ini. Berapa lama ya? Hampir 6 bulan dari postingan terakhir saya di sini. Wow, long time enough i was made myself hiatus from my blog for a while.

Do you miss me? Yeah i know, haha.

Kenapa ya? Malas? Ga ada ide? Yeah, sibuk juga mungkin ya, terlalu banyak yang harus dilakukan semester ini and of course, i have no idea untuk mengisi blog tercinta ini *nyapu keliling blog*.

Bulan ini mulai masuk minggu UAS, itu artinya three weeks more to holiday! Yay!
Tapi sayangnya, 3 hari yang lalu, salah satu dosen mata kuliah yang ‘mengerikan’, momok untuk kebanyakan mahasiswa seangkatan saya, Biologi Evolusi, memberikan pengumuman yang cukup membuat SHOCK. Ujian lisan.

You know fellas? Semester ini kali kedua saya berhadapan dengan mata kuliah dan dosen tersebut. Tau kan apa artinya? Tidak? Okay, saya perjelas lagi. Itu artinya semester lalu saya tidak lulus mata kuliah keramat tersebut dan harus mengulangnya semester ini. MENGULANG. OMG, saya tidak mau lagi berhadapan dengan dosen itu. Tidak mauuuuuu *nangis guling-guling*

source: 9-Gag

Semester lalu, saya melihat huruf D merah kapital di samping papan nama mata kuliah yang bersangkutan. Tadinya sih mau langsung nangis dan menulis surat pengunduran diri, tapi ternyata saya tidak sendiri. Ada hampir 5 lusin teman seangkatan saya yang bernasib sama. Saya langsung nyengir, oh well, manusia selalu merasa lega bila punya teman. Meski di jalan yang salah.

Kalau ditanya kenapa bisa terjadi, jawabannya simple. Soalnya ujiannya susah, sang dosen terhormat jarang masuk kelas, dan pemberian nilainya sangat *ehem* sedikit tidak manusiawi. Ada dua penilaian, UTS dan UAS. Masing-masing bernilai 50%. Dan kami tidak pernah tahu nilai ujian kami hingga nilai keramat itu terpampang di website SIAK NG. Dosen memang begitu ya, hidup memang kejam..

Yang saya sayangkan adalah pengumuman dari dosen tersebut terkait penilaian untuk semester ini. Sebelumnya beliau bilang kalau tidak akan diadakan UTS maupun UAS. Sebagai gantinya, kami akan diberi 5 tugas yang akan masuk sebagai penilaian kelulusan. Senang? Absolutely. 
Saya-kami pikir sang ibu telah mendapat hidayah dari Yang Maha Kuasa, pintu hatinya telah dibukakan dengan cahaya kebaikan demi mahasiswanya yang tertatih-tatih mencari kelulusan. Tapi tidak, saya SALAH. Kami semua SALAH. 3 hari yang lalu beliau bilang sambil tersenyum meringis dan memegang perut karena sedang terserang diare “minggu depan ujian lisan ya, untuk pembuktian, soalnya nilai tugas kalian bagus-bagus sih”. Yah kurang lebih seperti itu kata-katanya..

DAMN.

Saya marah, shock, sedih, takut, semuanya. Sejak beliau bilang di awal semester bahwa tidak akan ada ujian, saya tidak pernah mencatat. Sekedar hadir dan menulis seadanya. Tugas dikerjakan sebaik mungkin. Kami semua begitu, kami senang, semua senang. Tapi kata-kata beliau kemarin, menghancurkan semuanya. Saya merasa dicampakkan. Dikhianati. Dan dilempar senyum jahat.

Ya Rabbi, bantu hambamu... *ngetik sambil bercucuran air mata dendam dan pengkhianatan*