Saturday, 23 October 2010

:: SomeDay.. Soon.. ::

Pada Suatu Hari Nanti

still saturday,, 23.10.10
23:10 wib
alone...
.
.
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri,
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara lirik-lirik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Impiankupun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari

..
by. Sapardi Djoko Damono.. Hujan bulan juni..

:: Zod!aK ::

always.. Saturday, 23.10.10
21:10 wib
feel sleepy ;)
...
I love Sains.. :)
So let's check It out !
.
.
Di era modern ini, tidak bisa dipungkiri, masih banyak di antara kita yang percaya dengan ramalan zodiak atau horoskop yang sering terdapat di berbagai media, seperti koran, majalah, televisi ataupun internet.

Dapatkah ramalan zodiak dipertanggungjawabkan secara ilmiah ?

Ramalan 12 zodiak yang kita kenal saat ini, berpatokan pada 12 rasi bintang (konstelasi) yang berada pada lingkaran ekliptika (lingkaran imajinasi yang dikelilingi benda langit), yang konon sebelumnya hanya berjumlah 6 rasi bintang.

Sistem zodiak adalah bagian dari astrology, yaitu ilmu yang mempelajari pergerakan benda langit dan bagaimana menghubungkannya dengan masa depan atau karakter/nasib manusia sehingga melahirkan sebuah ramalan. Secara astrology, peramalan menggunakan horoskop (gambaran peta langit dan bumi) dilakukan dengan mengamati posisi matahari. Misalnya, bila seseorang lahir pada saat matahari berada didepan di rasi bintang Cancer, maka ia akan berzodiak Cancer. Tapi, akibat “presisi bumi”, durasi tanggal pada zodiak tidak relevan lagi bila dibandingkan dengan data astronomy saat ini. Sorry nih, buat para penggemar zodiak.. Ehehe.. :p

Misalnya, secara astrology, rasi Cancer berada dibelakang matahari selama 22 Juni sd. 21 Juli, sedangkan secara astronomy, rasi Cancer berada dibelakang matahari selama 22 Juli sd. 11 Agustus. Hal ini, bukan berarti durasi Cancer selama 22 Juni sd. 21 Juli adalah salah, tapi durasi ini tepat bila digunakan pada ribuan tahun yang lalu.

Mengapa ini bisa terjadi ?

Akibat “presisi bumi”, terjadi pergeseran titik acuan zodiak sebesar 0,0139o setiap tahun, dan akan kembali ke posisi semula setelah 25.800 tahun (setelah bergeser 358,62o). Selain itu, matahari juga tidak hanya melewati 12 rasi bintang pada lingkaran ekliptika, tapi ada rasi bintang ke-13 yang bernama Ophiuchus, salah satu dari 88 rasi bintang yang telah diidentifikasi, dilambangkan dengan gambar pawang ular dan berada diantara Sagitarius dan Scorpio.

Bila Ophiuchus menjadi zodiak ke-13, akan terjadi perubahan total pada susunan tanggal zodiak. Untuk para penggemar zodiak, mungkin ada yang tidak rela zodiaknya “diganti” atau “nasibnya” turut berubah. :)
Tapi tenang saja, karena Ophiuchus belum diterima secara luas oleh para astrolog, meskipun para astronom mengidentifikasikan Ophiuchus sebagai salah satu rasi bintang pada lingkaran ekliptika.

Jadi, apa kalian masih percaya sama ramalan Zodiak ??

Astrology dianggap pseudo science (sains palsu), karena tidak menggunakan metode ilmiah, dan sejak abad ke-17 telah dipisahkan dari astronomy, karena astronomy mempelajari benda langit dan alam semesta berdasarkan metode dan perhitungan ilmiah. Astronomy juga menggunakan teori-teori fisika yang menunjukkan kalau hukum alam berlaku universal dan tidak memiliki “efek” pada karakter/nasib atau masa depan, sekaligus tidak dapat mempertanggungjawabkan ramalan zodiak berdasarkan disiplin ilmu.

Pada sekitar 350 tahun yang lalu, astrology masih digabungkan dengan astronomy, sebagai ilmu yang mempelajari pergerakan benda langit. Pengamatan benda langit digunakan untuk mendukung kegiatan pertanian, pelayaran, pembangunan, dan lain sebagainya. Untuk saat ini, kita tidak perlu menjadi seorang astronom/astrolog untuk dapat melakukan kegiatan tersebut diatas, karena kita tidak perlu “repot” melihat benda langit untuk menentukan jam, tanggal, posisi, arah dan lain sebagainya.

Bagaimana awalnya pergerakan benda langit digunakan untuk meramal ?

Kosmologi Aristoteles sangat berpengaruh selama ratusan tahun, dimana kejadian di bumi dipengaruhi oleh benda-benda yang ada dilangit. Kemudian penguasa pada masa lampau, mempekerjakan para ahli untuk mengamati pergerakan benda langit dan meramalkan apa yang akan terjadi, kepercayaan ini terus berkembang selama ratusan tahun (hingga saat ini ?)

Kemudian lahirlah Ilmuwan-Ilmuwan yang berpikir bahwa hukum alam dapat dijelaskan secara matematis sehingga merubah pandangan manusia akan alam semesta dan benda-benda langit. Hal ini meruntuhkan anggapan bahwa Bumi sebagai pusat alam semesta dan hukum alam benda langit (ruang angkasa) berbeda dengan hukum alam di Bumi. Perubahan yang significant terjadi saat Sir Isaac Newton mengemukakan hukum geraknya yang mampu menyatukan hukum alam benda di luar angkasa dengan hukum alam yang terjadi di Bumi. Pengamatan pergerakan benda-benda langit kemudian tidak lagi dilakukan untuk meramal masa depan atau nasib/karakter seseorang, dan lebih bertujuan untuk mendalami/memahami isi alam semesta dan bagaimana terjadinya fenomena di alam semesta.

Jadi, astronomy berbeda dengan astrology. Meskipun sama-sama mempelajari pergerakan benda langit, astronomy tidak melakukan peramalan seperti dalam astrology, dan lembaga yang bekerja untuk perkembangan astronomy, seperti LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) tentu saja tidak melakukan peramalan nasib manusia.

Ramalan memang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, dan ISLAM melarang umatnya untuk mempercayai ramalan. Tapi kayaknya, masih banyak yang suka membolak-balik majalah untuk melihat ramalan zodiak minggu ini?? (Hayooo Ngakuuuu!! :p) hehe..


..
di sadur dari: Jarwo Jacko.. SHVOOng.com

Monday, 11 October 2010

Someone In Somewhere . . . .

Monday, 11.10.10
20:10 pm
feel thirsty and hungry .. :P
..
Assalam...
.
Pertama-tama saya berharap agar orang yang saya maksud tidak membaca blog ini .. :P .. hehehe..>_<
..  hmm.. aku pernah membaca sesuatu di sebuah blog milik orang lain yang isi nya begini..



conversation with the moon

One night, the moon said to me, "If he makes you cry, why don't you leave him?" 
I looked at the moon and said, "Moon, would you ever leave your sky?" 
..
Ada sesuatu yang ku rasa kan saat itu .. Saat 'someone in somewhere' mengatakannya dengan jelas padaku .. Seuntai kata ato dibilang kalimat juga boleeeh deh .. :D Ajaib! hingga saat itu juga seluruh tubuhku dengan komando dari batalion 1 'otak pusat' ., berhenti berpikir......  Beberapa menit kemudian .. aku baru sadar .. Jeng..Jeng.. HuwaaaA !! 
yah, begitulaah~ (telat nyadarnya.. -_-')
..
Smoga kita bisa bertemu suatu saat nanti . . . . ^_^
..
..

Aku Ingin . . .

Monday, 11.10.10 ..
19:55 pm
n Still waiting for u .. ^^
..
Aku ingin mencintai mu dengan sederhana ..
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu . . .
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana ..
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada . . .
...
Love poem,. 
by. Sapardi Djoko Damono..
 >_< .. 
Gracias..

Saturday, 2 October 2010

Efek Rumah Kaca .. :I *_*

21:02 wib
2.10.10
Saturday, feel confuse and abstrac...
...

Hai, long time no see.. >_< .. hehehe..      
oke, tentang Efek Rumah Kaca..
.
Karbon Monoksida (CO) adalah bentuk karbon sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna, sedangkan karbon dioksida (CO2) merupakan bentuk akhir karbon sebagai hasil bahan bakar fosil yang sempurna. Sebenarnya CO2 tidak beracun, tidak berbau, dan tidak berwarna, tetapi mempunyai waktu tinggal di atmosfer sekitar 4 - 6 tahun. Alasan bahwa CO2 merupakan zat pencemar hanya karena efek rumah kaca saja.
.
Uap air menyerap radiasi dengan kuat pada panjang gelombang 5 - 7 mikrometer, dan di atas 12 mikrometer, sedangkan CO2 menyerap radiasi pada panjang gelombang 4 - 5 mikrometer, dan di atas 14 mikrometer. Karena radiasi matahari terletak dalam panjang gelombang pendek, maka sebagian besar radiasi matahari yang diterima bumi dapat lewat melalui udara yang mengandung uap air dan karbon dioksida. Akan tetapi, pada waktu bumi meradiasikan kembali ke atmosfer, maka akan segera diserap oleh uap air dan karbon dioksida, karena radiasi bumi mempunyai panjang gelombang lebuh panjang daripada radiasi matahari. Oleh karena itu,  kenaikan konsentrasi CO2 di lapisan atmosfer dapat mengakibatkan pemanasan atmosfer bumi. Efek pemanasan ini dikenal sebagai efek rumah kaca. Uap air dan CO2 dalam lapisan atmosfer membiarkan gelombang pendek radiasi matahari melaluinya, tetapi menyerap panjang gelombang dari radiasi bumi. Jadi, variasi karbon dioksida dalam atmosfer menyebabkan perubahan iklim. Meskipun CO2 merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi iklim di bumi, tetapi kadar CO2 bukan satu-satunya penyebab perubahan iklim, misalnya kenaikan jumlah aerosol dan pembentukan awan dapat menyebabkan efek pendinginan yang berarti.
.
Semoga bermanfaaaaat.... :D
Ciao !
.
Geosains, Bayong Tjasyono HK 2003..