Tuesday, May 28, 2013
11:28 wib
Well, dear, akhirnya saya kembali lagi berhasrat untuk
menulis si ungu yang unyu ini. Berapa lama ya? Hampir 6 bulan dari postingan
terakhir saya di sini. Wow, long time enough i was made myself hiatus from my
blog for a while.
Do you miss me? Yeah i know, haha.
Kenapa ya? Malas? Ga ada ide? Yeah, sibuk juga mungkin ya,
terlalu banyak yang harus dilakukan semester ini and of course, i have no idea untuk
mengisi blog tercinta ini *nyapu keliling blog*.
Bulan ini mulai masuk minggu UAS, itu artinya three weeks
more to holiday! Yay!
Tapi sayangnya, 3 hari yang lalu, salah satu dosen mata
kuliah yang ‘mengerikan’, momok untuk kebanyakan mahasiswa seangkatan saya, Biologi
Evolusi, memberikan pengumuman yang cukup membuat SHOCK. Ujian lisan.
You know fellas? Semester ini kali kedua saya berhadapan
dengan mata kuliah dan dosen tersebut. Tau kan apa artinya? Tidak? Okay, saya
perjelas lagi. Itu artinya semester lalu saya tidak lulus mata kuliah keramat
tersebut dan harus mengulangnya semester ini. MENGULANG. OMG, saya tidak mau
lagi berhadapan dengan dosen itu. Tidak mauuuuuu *nangis guling-guling*
source: 9-Gag
Semester lalu, saya melihat huruf D merah kapital di samping
papan nama mata kuliah yang bersangkutan. Tadinya sih mau langsung nangis dan
menulis surat pengunduran diri, tapi ternyata saya tidak sendiri. Ada hampir 5
lusin teman seangkatan saya yang bernasib sama. Saya langsung nyengir, oh well,
manusia selalu merasa lega bila punya teman. Meski di jalan yang salah.
Kalau ditanya kenapa bisa terjadi, jawabannya simple. Soalnya
ujiannya susah, sang dosen terhormat jarang masuk kelas, dan pemberian nilainya
sangat *ehem* sedikit tidak manusiawi. Ada dua penilaian, UTS dan UAS. Masing-masing
bernilai 50%. Dan kami tidak pernah tahu nilai ujian kami hingga nilai keramat
itu terpampang di website SIAK NG. Dosen memang begitu ya, hidup memang kejam..
Yang saya sayangkan adalah pengumuman dari dosen tersebut
terkait penilaian untuk semester ini. Sebelumnya beliau bilang kalau tidak akan
diadakan UTS maupun UAS. Sebagai gantinya, kami akan diberi 5 tugas yang akan
masuk sebagai penilaian kelulusan. Senang? Absolutely.
Saya-kami pikir sang ibu
telah mendapat hidayah dari Yang Maha Kuasa, pintu hatinya telah dibukakan dengan
cahaya kebaikan demi mahasiswanya yang tertatih-tatih mencari kelulusan. Tapi
tidak, saya SALAH. Kami semua SALAH. 3 hari yang lalu beliau bilang sambil
tersenyum meringis dan memegang perut karena sedang terserang diare “minggu
depan ujian lisan ya, untuk pembuktian, soalnya nilai tugas kalian bagus-bagus
sih”. Yah kurang lebih seperti itu kata-katanya..
DAMN.
Saya marah, shock, sedih, takut, semuanya. Sejak beliau
bilang di awal semester bahwa tidak akan ada ujian, saya tidak pernah mencatat.
Sekedar hadir dan menulis seadanya. Tugas dikerjakan sebaik mungkin. Kami semua
begitu, kami senang, semua senang. Tapi kata-kata beliau kemarin, menghancurkan
semuanya. Saya merasa dicampakkan. Dikhianati. Dan dilempar senyum jahat.
Ya Rabbi, bantu hambamu... *ngetik sambil bercucuran air
mata dendam dan pengkhianatan*