Diketik tanggal 14 Februari 2014
Saat malam datang.
Halo!
Hari ini tepat 20 tahun usiaku. Usianya yang cukup disebut
masa ‘dewasa’. Tapi kurasa belum jadi pilihan untukku. Aku masih manja, suka
seenaknya, dan tak suka diatur. Dilihat dari sudut pandang manapun, tidak ada
sama sekali ciri dewasa yang melekat :’)
Malam sebelumnya aku memikirkan beberapa hal tentang
seberapa serius, seberapa berartinya hubunganku dengan mas. Hingga beberapa hal
sukses membuatku menangis. Kami bertengkar. Haha.
Esoknya, kupikir akan banyak yang melupakan hari berhargaku
ini. Termasuk Mas, kupikir dia juga lupa, terlebih setelah pertengkaran kami
malam sebelumnya, haha. Pada akhirnya beberapa dugaanku benar, tak banyak yang
tahu hari ini amat berarti untukku, tapi tak apa kok, aku bukannya berharap
banyak.
Pagi selepas shalat fajr, mama meneleponku, bergilir dengan
papa. Menyampaikan selamat dan salam, serta peluk hangat dari jauh. Serta doa,
agar aku senantiasa dalam lindunganNya. Agar di usiaku kini dewasa makin
mendekat. Aku mengaminkan dengan khidmat, tersenyum menahan tangis. Tuhan, aku
rindu mereka.
Adikku? Entahlah, mungkin lupa, mungkin juga tidak.
Bagaimanapun juga aku menyayangi mereka berdua, mereka menyampaikan doanya
lewat bisik yang mungkin hanya bisa didengar oleh Nya J
Sahabat dekatku menyampaikan selamat serta doa dan menggoda
lewat pesan ‘line’, stiker lucu. Aku mengaminkan, tersenyum meringis. Terima
kasih J
Di kampus, mas tiba-tiba menelepon dan memintaku menunggu di
halte. Mas datang kemudian memintaku pergi bersamanya kembali ke kostan. Dan
waw, dia memberiku sebuah boneka beruang pink yang mungil dan cantik. Ada kata
‘i love you’ di tengahnya. Aku tersenyum. Meski sejujurnya bukan itu hadiah
yang benar-benar kuinginkan darinya. Maaf mas..
Awalnya tidak banyak hal menyenangkan yang kudapat di awal
hari ini. Tapi sore datang, aku dan mas pergi merayakan hari berhargaku.
Walaupun sebelumnya sempat diusik ambekan kecilku dan egoismenya, kami toh
tetap tersenyum dan saling menggoda. Ah Tuhan, aku cinta dia.
Dia bercerita, bagaimana bingungnya memilih hadiah untukku.
Bertanya pada salah satu temanku hingga belum juga menemukan yang tepat.
Katanya dia memikirkan sejak beberapa hari yang lalu J Hingga akhirnya yang diingat
adalah ketika aku bilang aku suka boneka beruang, yang cokelat warnanya. Tapi
ini valentine dan yang tersisa hanya merah jambu. Aku tersenyum lagi. Duh
Tuhan, aku ingin sekali memeluknya.
Mengatakan betapa hatiku rasanya tak
karuan, perutku seperti dilewati sekelompok kupu yang menggelitik.
Walaupun
wajahku tidak sama sekali mencerminkan itu, hehe
Maaf ya mas, aku suka sekali, maaf awalnya sedikit kecewa.
Sebenarnya boneka adalah hal terakhir yang kuharap mas berikan padaku sebagai
hadiah. Karena yah, aku 20 tahun sekarang.
Tapi yang lagi-lagi membuatku tersenyum adalah .. bahwa
doamu yang memintaku menjadi lebih dewasa, tak lagi suka ngambek, namun hadiah
darimu untukku boneka lucu itu (namanya Louvi). Hihi, i lav you mas J
Perasaanku masih sama, sejak pertama kubilang suka, hingga
detik ini. Dan sepertinya bertambah banyak.
Terima kasih hari ini masku J
Terima kasih Tuhanku, Allah Rabbi. Masih dengan Maha
Pemurahnya mengizinkanku merasakan detik awal 20 tahun. Waktu mulai beranjak
jadi lebih baik J
Sungguh, Terima Kasih tak terkira padaMu yang Kuasa memutar dan menghentikan
waktu.
Terima kasih J