Wednesday, 30 September 2015

Jerawat Tiga Bulan



Halo!

Sudah tiga bulan ini secuil jerawat senang sekali merusak pemandangan wajah mulus saya. Masih ingat pertama kali si ibu jerawat muncul, sekitar pertengahan Juni tepat setelah saya menyelesaikan kesibukan di lab untuk keperluan penelitian. Tak tanggung-tanggung, beberapa hari setelahnya muncul anak anak jerawat si brustus kecil merah di sekitar ibunya. Empat! Total semua bruntul mungil menghiasi pipi kanan. Hiks!

Awalnya saya kira pertanda datang tamu kehormatan tiap bulan, karena tentu pada saat tamu (re: haid) datang hormon wanita saya menjadi tidak stabil daaaan.. si kecil merah suka mampir membuat gunung-gunung kecil di pipi, dagu, atau sekitar dahi :(. Atau mungkin setelah saya pikir-pikir lagi mungkin balasan dari YME karena saya seringkali sesumbar bilang jarang jerawatanlah, ga pernah jerawatan banyaklah, ga pernah jerawatan lamalah, akhirnya balasan datang membuat jerawat tumbuh banyak di pipi saya dan lama sekali hilangnya, duh Gusti Allah maafkan hamba :((

Lebaran Idul Fitri sampai Idul Adha tahun ini harus saya lewati dengan sabar bersama keempat teman baru di pipi kanan. Mama saya kaget melihatnya, sempat menyalahkan kondisi tempat kos saya selama penelitian (karena saya memang ga mikirin muka dan badan waktu lagi ngerjain skripsi, hahahaha!). Adik saya menertawakan, dan Papa terus-terusan menggoda: ‘Ciee yang jerawatan~” 

Huh!!!

Mama menyarankan saya mengganti kosmetik, mulai dari sabun cuci muka yang tadinya menggunakan Ga**nier dan mengurangi pemakaian bb cream dari merek yang sama tersebut. Mama bilang ‘ Pakai yang alami aja kayak Sariayu, nanti mama beliin sekalian obatnya.’




Obat bisul

Sabun pembersih anti jerawat dari Sariayu

Dua bulan berlalu, sabun cuci muka Sariayu khusus untuk jerawat, obat jerawat dari Acne (yang ternyata lamaaaa banget efek buat nyembuhin jerawatnya walaupun lumayan sih), pembersih dan penyegar juga dari Sariayu, obat jerawat juga dari Sariayu (bau belerang, tapi ternyata jauh lebih cepet efeknya dibanding obat dari Acne tadi), bahkan sampai obat bisul (saking desperate-nya) juga saya coba. Keempat ibu anak bruntus jerawat tadi mulai memudar, tapiiiiiii tiba-tiba muncul perjaka merah muda di dekat bekas mereka! AAArrrrrgghhhhhh!!!!

Mama (lagi-lagi) bilang mungkin karena pad bedak yang saya gunakan sudah lama tidak dicuci, jadi mungkin masih ada bakteri yang menempel. Secepatnya saya langsung merendam pad bedak dalam air panas dan mencucinya. Untuk jerawat baru tadi, tetap saya lakukan perawatan jerawat seperti sebelumnya. Alhamdulillah mulai mengecil. Untuk menghilangkan bekasnya sedikit demi sedikit saya pakai peeling Mundisari dari Mustika Ratu dan lumayan ampuh lho! Asalkan rajin~ hehe
Belum hilang sepenuhnya sih, tapi semoga cepat pergilah jerawat, hayati lelah kalau harus terus-terusan digangguin Kangmas gara-gara jerawatan ‘Iiiii cewe jerawatan ga pernah cuci muka yaa’. 

Arrrrrggghhhhh :(((



Kalian pernah jerawatan? Gimana cara atasinnya, share di bawah ya! :)





Thursday, 18 June 2015

Blog



Ada alasan kenapa aku jarang mengisi lagi tempat ini.

Salah satunya karena kupikir aku tidak benar-benar bisa menulis atau setidaknya puas dengan apa yang aku tulis sendiri. Tapi itu benar, aku merasa apa yang akhirnya kutuangkan disini tidak cukup pantas dibaca banyak orang.

Hmm...

Cerita fiksi atau non-fiksi, puisi, atau tulisan-tulisan lain yang kurasa tak benar-benar bagus. Jadi tolong maafkan postingan-postingan yang membosankan disini ya?

Awalnya aku pun membuat blog ini bukan untuk dilihat dan dibaca orang lain. Tapi belakangan aku sadar sepertinya itu sedikit egois dan tulisanku terlihat seperti curhatan bocah SD. Ah entahlah.

Tanpa tema, tidak jelas, terlalu random. Aku tidak benar-benar bisa menghias tampilan blogku sendiri dengan benar. Pun postingannya. Duh.






Tuesday, 2 June 2015

Di bawah hujan




Hujan selalu datang menarik rupa-rupa kehilangan.
Kenangan yang mengering terkikis angin barat.
Di dalamnya tersimpan rahasia rapat-rapat
dalam balutan kebimbangan yang tak pudar-pudar.


Lalu apa? Kamu ingin menentang hujan dan membiarkan basah menerpa wajahmu yang kusut?
Tidak jika kau membiarkanku bersisian jalan di bawah hujan, bukan menentangnya!


Hujan tak pernah datang tiba-tiba,
Ia mengirim pesan lewat angin dan gulita
Membisikkan kata jika
bentar lagi berkah datang


Lalu kenapa? Kamu ingin merubah takdir dan menerobos waktu demi bergulat lagi dalam pusara?
Tidak jika kau menahan dan mengikatku erat-erat
Di bawah hujan





Serpong, 2/6/2015