Friday, 17 September 2010

It's a Privilage, Girls!

.
"Saya menghormati hukum Perancis, tetapi hukum Perancis tidak menghormati saya atau agama saya."
--Cennet Doganay, 15, gadis Perancis.
.
.
.
Cantik,
turunnya tuntunan Allah kepada Muslimah untuk menutup aurat adalah peristiwa yang sangat mengharukan >_< . Begitu mendengar ketentuan berhijab, perempuan-perempuan Madinah di zaman Rasulullah segera membentangkan berlembar-lembar kain panjang untuk menutup auratnya.
Bahkan ada di antara mereka yang menggunakan kain tirai dan sprei karena tidak sanggup membeli kain baru. Setelah 1.500 tahun sejarah hijab berjalan, ia tetap menjadi fenomena yang menggetarkan hati. Di Indonesia, pada tahun 80-an (mungkin banyak di antaramu yang masih kecil atau malah belum lahir kan,,. hehe.. *sendirinya belum lahir*),terjadi pelarangan jilbab di sekolah-sekolah dan banyak lembaga pemerintah.
Lewat perjuangan keras, di antaranya: dikeluarkan dari sekolah, di kelas khususkan, difitnah jilbab beracun, dikucilkan bahkan dipaksa untuk membukanya, pemerintah akhirnya mengizinkan Muslimah berjilbab ke sekolah. Di lembaga-lembaga dan kantor pemerintah pun sekarang, pegawai berjilbab sudah menjadi pemandangan yang biasa.
Budaya jilbab sebenarnya merupakan suatu anugerah bagi Muslimah Indonesia-khususnya- -- sebagai sebuah keberuntungan dan keistimewaan, a privilage. Sedihnya dibanyak belahan dunia, banyak perempuan seperti Cennet Doganay yang harus mengorbankan banyak hal untuk melaksanakan perintah Allah dan melindungi diri dengan hijab. Tahun 2003 lalu Perancis digegerkan oleh pelarangan jilbab di sekolah-sekolah negeri. Sejak saat itu Perancis menjadi icon, lambang penindasan negara terhadap kebebasan kaum Muslimah melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya..,,, >.<
.
.
Santi Soekanto, dkk.. (Hei Cantik, ngapain berjilbab?) Juli, 2008

 

No comments:

Post a Comment

Thanks for visiting mine :)
Enjoy!

love,
Nabila