Thursday, 23 February 2012

Off.

Thursday, 23.02.2012
23:30 wib








Hi fellas!


"I'm OFF for a while."






Thanks for comiing :)   please pray for my task. 





Love,



bhila





Tuesday, 14 February 2012

Happy Birthday to Me :)

Tuesday, 14.02.2012
22:45 wib
What a beautiful day :)






Pagi ini cantik sekali Rabb 
Kau berikan untukku hari ini,
dengan angin, dengan air, dengan seribu rangka mentari
Sempat lupa awalnya, 
aku terlena hadiah kecil dariMu ini,
untuk rasa, untuk cinta, untuk hidupku
sungguh, 
Terima kasih untuk hari ini, untuk semua hari yang Kau berikan  :)

Bhila —18 tahun




Hi fellas, Today is my birthday :D




pic from here


Senaaaaang sekali !! X) , meski dengan suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, meski tanpa teriakan selamat ulang tahun dari teman-teman sekelas, meski tanpa mama, papa, ipon, dan adek di sini, meski tanpa ucapan lagi darimu, meski tanpa kado dari sahabat-sahabatku, meski tak ada nyanyian selamat ulang tahun, dan meski tak semeriah dulu. :) aku senang, hehe :3

Kenapa harus sedih? Hari ini ulang tahunku, ada telpon dari mama papa tadi pagi, ada ucapan dan pelukan selamat ulang tahun dari teman-teman baruku, ada juga kiriman salam dari sahabat-sahabatku yang jauh, ada pagi secantik pagi ini, dan matahari  yang merekah merah. Masih ada alasan untukku untuk tak tersenyum hari ini? :)

Waw, aku memang tak pernah sabar menunggu hari ini. Bangun amat pagi, mencari handphone, melihat siapakah tahun ini yang beruntung karena pertama mengucapkan kata sakti di hari istimewaku, ‘Selamat Ulang tahun, Nab :)’, hehe :p . Terima kasih untuk Abam yang menang 30 menit dari sahabatku Ciara :D. Good job Abam!  

Terima kasih ya untuk semua yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan ucapan dan doa-doa baik untukku :3. Entah itu dari twitter, facebook, sms, email, bertemu langsung denganku, atau ucapan  dalam hati saja  :) . Semoga semua doa baik dari kalian dikabulkan Allah, amiin :D ^^. Ah sungguh, Terima kasih banyak ya, aku senang sekali XD.

Aku suka sekali hari ini. Bukan karena katanya ini hari Valentine. Bukan. Toh, aku tak peduli dengan hal-hal itu. Aku Cuma suka tanggalnya, aku suka hari ini. Narsis? Memang iya :p. Aku juga suka tahun ini, tahu kenapa? Karena kali ini di bulan Februari ada 29 hari, hehe :3. Nuri temanku pasti senang sekali tahun ini, dia lahir tanggal 29 sih. :D

Waah, Alhamdulillaaah. Terima kasih tak terkira padaMu Rabbi. Tuk hadiah pembuka kecil tadi pagi, cantik sekali, pagi ini sangat cantik :). Lalu di siang hari Kau beri aku sedikit mendung, teduh, tidak panas. Hehe :3, aku ge-er banget ya, mendung itu pasti untuk yang lain juga. Tapi biarlah, kali ini saja, biarkan aku bilang mendung itu untukku. :p  . Lalu hadiah penutup dariMu malam ini. Ada banyaak sekali bintang, padahal tadi sore kelihatannya baru turun hujan. Aaaah, sungguh, cantik sekali. Terima kasih banyak   >_<

Terima Kasih :)

Dan seandainya aku berdoa agar hari ini tidak pernah berakhir, apa Kau akan mengabulkannya? (ah tidak, abaikan saja doaku yang ini)  

Semoga lebih banyak lagi kebahagiaan dan kebaikan yang bertebaran setelah ini :)   


http://www.emoticonizer.com









Wednesday, 8 February 2012

Potret Terindah dari Bali

Thursday, 09.02.2012
11:50 wib




Ini bukan melodi dari dentangan senar gitar
bukan cerita tentang gesekan merdu biola
ini hanya sepenggal kisah
tentang rembulan yang tenggelam
dan terjerembab pada pedih yang tak berekesudahan


--Sepi-- 


-- Potret Terindah dari Bali
-- Pande Komang Suryanita



Puisi di atas adalah salah satu isi dari buku karya Pande K.S, Potret Terindah dari Bali.
Buku itu menceritakan tentang seorang gadis miskin dari Bali, Ni Wayan Mertayaniyang menjuarai sebuah lomba Fotografi Internasional dengan berbekalkan kamera pinjaman! XD  Keren Banget!






Ini dia Sinopsis bukunya :

-- Air hujan menerobos masuk lewat atap yang bocor. Airnya masuk menetes hingga membasahi ranjang. Ah, kapan kami dapat hidup seperti orang lain? Tinggal di rumah yang layak, makan dengan normal, tidak dihantui ketakutan tidak bisa beli beras dan tak bisa sekolah.  
Hidup tanpa ayah. Kemiskinan. Rentetan penderitaan. Itu lah makanan sehari-hari Ni Wayan. Namun, segenap kepedihan itu terlupakan ketika datang sebuah peristiwa mengejutkan. Ni Wayan, yang hanya seorang gadis pemulung, memenangi sayembara foto internasional. Juara satu! Dan itu hanya dengan bekal kamera pinjaman.
Dapatkah kemenangan itu menjadi awal baru dalam kehidupan Ni Wayan? Dan setelahnya, dapatkah dia menyambut hujan dengan senyum ceria, bukan dengan keluhan atau air mata? --

Karena memang based on true story, buku ini menjadi sangat menarik untuk dibaca. Beberapa kisah mengharukan antara Sepi, -- Panggilan Ni Wayan sehari-hari -- dan ibunya. Juga pertemuannya dengan Dolly , turis asal Belanda yang kemudian meminjamkannya kamera dan mendaftarkannya ke lomba Fotografi Internasional yang mulai mengubah hidupnya.


Very recommended to read this novel.  :)


love,

Tuesday, 7 February 2012

Orang Pinggiran

Tuesday, 07.02.2012
09:20 pm
bedroom as always-


Mereka yang sering terlupakan..



Hello fellas!

Di Trans 7 sekitar pukul setengah 6 sore ada sebuah acara TV yang menurutku sangat bagus untuk ditonton. Judulnya ‘Orang Pinggiran’. Acara itu menyorot kehidupan kaum pinggiran yang sering terlupakan. Kondisi fisik, cara hidup, bahkan perjuangan mereka dalam menghadapi banyak hal di dunia yang kadang dengan cara yang tak terbayangkan olehku, atau mungkin oleh kalian semua.

Hari ini (7 Feb 2012) acara tersebut menyorot kehidupan seorang gadis kecil, Maryamah namanya. Maryamah tinggal di Deli, Sumatra Utara. Umurnya baru 13 tahun. Sejak 3 tahun yang lalu, setelah ayahnya meninggal karena sakit, Maryamahlah yang merupakan tulang punggung dikeluarga tersebut. Ibunya, Umayah, harus mengurus ketiga orang cucunya yang masih kecil-kecil. Maryamah memiliki kakak, namun sudah beberapa tahun kakaknya merantau dan tak pernah pulang. Kakak Maryamah itu sebelumnya menitipkan anak-anaknya pada ibu Maryamah. Jadilah setelah sang ayah wafat, Maryamah harus bekerja keras demi ibu dan keponakan-keponakannya.

Maryamah masih bersekolah, kelas 6 Sekolah Dasar. Kadang saat salah satu anggota keluarga sakit atau mereka kekurangan uang untuk makan, Maryamah dituntut untuk bekerja lebih keras. Jika terjadi hal tersebut Maryamah tidak bisa pergi sekolah. Dia bekerja mencari kerang di rawa-rawa yang jaraknya  4 km dari rumahnya. Bertelanjang kaki berjalan sepanjang jalanan desa yang berlumpur. Mengumpulkan kerang sebanyak-banyaknya untuk dijual. Daerah rawa tempatnya mencari kerang bukanlah tempat yang aman-aman saja. Pernah suatu saat Maryamah merasa ada suara desisan ular tepat di atas kepalanya.

“Yang penting jangan bergerak kalo sudah begitu,” ucap Maryamah polos.

Seharian mencari kerang biasanya Maryamah bisa mendapat 150-200 kerang. Cangkangnya yang besar dan berat membuatnya kesulitan membawa karungan kerang itu pulang untuk dibersihkan oleh sang ibu. Kerang yang sudah didapat itu memang tidak serta merta dijual olehnya. Kerang itu  dibersihkan lalu diambil isinya. Barulah kemudian Maryamah berjalan lagi keliling desanya untuk berjualan kerang. Dihargai Rp. 5000,00 per bungkusnya tidak membuat Maryamah kecil hati, ia rela berjalan lagi beberapa kilometer menjajakan kerang demi keluarganya. Jika ada waktu senggang pun Maryamah tidak hanya berdiam diri. Dia sering mencari-cari pekerjaan tambahan. Beruntung Maryamah dikelilingi oleh tetangga yang peduli. Tak jarang Maryamah bekerja mencari genjer di sawah-sawah tetangganya untuk kemudian dijual kembali. Tidak ada tetangga yang melarangnya, karena kegiatannya tersebut justru menguntungkan, sebab genjer adalah salah satu hama bagi padi.

Maryamah adalah anak yang tekun. Dia selalu mengaji setiap malam.

“Ayah yang selalu mengajarkannya,” jelas Maryamah, “ketika sakit, ayah berjanji mengajak ngaji sekeluarga kalau sudah sembuh nanti, tapi ternyata ayah meninggal sebelum sempat ngaji barengan, waktu itu aku baru pulang sekolah.” 

Maryamah sering menangis ketika mengingat sosok ayahnya. Ayahnyalah yang mengajarkan banyak hal padanya.

“Waktu ayah masih hidup, kita ga terlalu kekurangan kayak gini. Aku rindu ayah mak,” Maryamah kemudian menangis dipundak ibunya.

Maryamah kini menginjak kelas 6 Sekolah Dasar. Dia tidak tahu apakah dirinya akan dapat terus melanjutkan ke tingkat SMP atau harus kandas di bangku Sekolah Dasar. Baginya diperlukan perjuangan yang lebih lagi untuk bisa meneruskan keinginannya untuk sekolah lebih tinggi. Karena Maryamahlah satu-satunya anak dari keluarganya itu yang masih berkesempatan untuk sekolah.

Kisah Maryamah ini membuatku tersindir. Sedih, dan merasa betapa aku ini sangat beruntung. Terlahir di lingkungan yang cukup kadang membuat banyak orang ‘lupa’. Ada banyak hal di dunia ini yang belum pernah kita lihat. Ada banyak hal yang patut kita syukuri. Untuk hidup, air, udara, iman, hingga sinar mentari yang setiap hari terlihat.